Mahasiswa Arkeologi Mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Situs Tinjon

 

Dalam langkah signifikan untuk meningkatkan keahlian mahasiswa dalam bidang arkeologi, sekelompok mahasiswa arkeologi dari angkatan 2023 mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Situs Tinjon, Kecamatan Prambanan. Inisiatif ini, yang berlangsung dari 21 hingga 26 Juni 2025, merupakan syarat penting bagi mahasiswa untuk menyelesaikan mata kuliah Metode Ekskavasi. Program ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa S2 Arkeologi yang ingin mendalami seluk-beluk kegiatan ekskavasi.

Selama KKL, mahasiswa terlibat dalam aspek praktis arkeologi, mempelajari teknik-teknik yang tepat untuk ekskavasi, pengukuran temuan, dan pembuatan laporan lapangan yang sesuai dengan standar dan etika profesi arkeologi. Pengalaman langsung ini sangat penting bagi mahasiswa, karena menjembatani kesenjangan antara pengetahuan teoretis dan aplikasi di dunia nyata, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang menekankan pendidikan berkualitas dan pelestarian warisan budaya.

Meskipun telah menjalani beberapa sesi praktik ekskavasi di kampus, tantangan yang dihadapi di lapangan memberikan peluang belajar yang tak ternilai bagi para mahasiswa. Lingkungan dinamis di Situs Tinjon, yang kaya akan warisan budaya, menghadirkan rintangan unik yang mengharuskan mahasiswa berpikir kritis dan menyesuaikan keterampilan mereka dengan skenario kehidupan nyata. Pengalaman ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis mereka tetapi juga menumbuhkan apresiasi yang lebih dalam terhadap makna budaya dari pekerjaan mereka.

 

Situs Tinjon, yang dikenal karena kekayaan arkeologinya, menjadi latar belakang ideal untuk upaya pendidikan ini. Mahasiswa dapat menjelajahi konteks sejarah situs tersebut, memahami pentingnya dalam narasi yang lebih luas tentang warisan budaya Indonesia. Berinteraksi dengan komunitas lokal dan mempelajari sejarah situs menambah kedalaman pengalaman pendidikan mereka, menyoroti keterkaitan antara pendidikan dan pelestarian budaya.

Sepanjang minggu, mahasiswa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, termasuk layouting situs, penggalian kotak, pelaporan artefak, serta pembuatan laporan kegiatan lapangan. Selama di lapangan, mahasiswa juga dibimbing oleh dosen dan asisten ekskavasi yang siap menjawab pertanyaan-pertanyaan di lapangan.

KKL juga memberikan platform bagi mahasiswa untuk berkolaborasi dan berbagi wawasan dengan rekan-rekan mereka. Kehadiran mahasiswa S2 memungkinkan pertukaran ide dan pengalaman yang kaya, mendorong lingkungan belajar yang kolaboratif. Aspek mentorship ini sangat penting dalam mengembangkan generasi arkeolog berikutnya yang tidak hanya terampil dalam bidangnya tetapi juga sadar akan implikasi etis dari pekerjaan mereka.

Seiring berjalannya minggu, mahasiswa menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kondisi cuaca yang tidak terduga hingga tuntutan fisik dari ekskavasi. Namun, pengalaman ini dihadapi dengan ketahanan dan kerja sama, memperkuat pentingnya kolaborasi di bidang arkeologi. Kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi rintangan adalah keterampilan vital yang akan dibawa mahasiswa ke dalam karir masa depan mereka.

Sebagai kesimpulan, Kuliah Kerja Lapangan di Situs Tinjon merupakan sukses besar, memberikan mahasiswa pemahaman komprehensif tentang metode ekskavasi sambil menekankan pentingnya warisan budaya. Inisiatif ini tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan akademis mahasiswa tetapi juga sejalan dengan tujuan yang lebih luas dari pembangunan berkelanjutan dalam pendidikan dan pelestarian budaya. Saat para arkeolog masa depan ini melanjutkan studi mereka, mereka pasti akan membawa pelajaran yang dipelajari dari pengalaman ini ke dalam kehidupan profesional mereka, mengadvokasi perlindungan dan penghargaan terhadap warisan budaya Indonesia yang kaya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*