HIMA UGM
HIMA UGM
HIMA UGM
Previous slide
Next slide

Kabinet HIMA UGM 2025: Jaladri Suvarna
Sejarah
Himpunan Mahasiswa Arkeologi (HIMA) dibentuk di Yogyakarta pada tanggal 19 November 1963. HIMA merupakan wadah bagi mahasiswa Arkeologi untuk berkarya serta mengabdi sebagai kewajiban seorang mahasiswa. Pada mulanya, nama HMJ ini adalah IKAMIPA (Ikatan Keluarga Ilmu Purbakala), baru kemudian pada tahun 1972 berganti nama menjadi HIMA karena nama jurusan juga telah berubah dari Ilmu Purbakala menjadi Arkeologi. Kala masih bernama IKAMIPA, lambangmya adalah lambang UGM standar, tetapi kemudian setelah berganti nama maka dibuatlah lambang yang baru yaitu Kala yang sedikit dimodifikasi. Pencipta lambang kala ini ialah Gendon Subandono (angkatan 82/83) yang dulu juga aktif di Kapalasastra dan kini berprofesi sebagai pelatih paralayang. Sedangkan Himne Arkeologi diciptakan saat HIMA berada di bawah pimpinan Jarwo Susetyo a.k.a Mas Menyung, yang juga saat periodenya dikatakan HIMA sedang dalam fase penuh ledakan ide kreatif dan sangat produktif.
Visi :
Menjadikan HIMA sebagai himpunan yang bersifat disiplin, inklusif, komunikatif, dan terampil yang menguntungkan Warganing HIMA serta masyarakat luas.
Misi :
- Menciptakan lingkungan HIMA yang bersifat merangkul dan inklusif terhadap sesama anggota maupun non-anggota.
- Memperluas relasi HIMA dengan cara memaksimalkan partisipasi anggota HIMA dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di dalam maupun diluar kampus sehingga dapat memperkuat jejaring dengan instansi atau organisasi lainnya.
- Mengembangkan HIMA sebagai himpunan yang solutif dan akuntabel melalui keaktifan anggota dalam mengelola kegiatan-kegiatan edukatif hingga motivatif yang menguntungkan masyarakat luas.
- Meningkatkan kinerja serta kualitas HIMA dengan cara menyediakan ruang diskusi terbuka untuk mengembangkan profesionalitas anggota HIMA.