• Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Departemen Arkeologi
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Visi & Misi
    • Sejarah
    • Staf Pengajar
    • Struktur Organisasi
    • Fasilitas
  • Akademik
    • Prodi S1
      • Kurikulum Program Studi S-1 Arkeologi
      • Visi & Misi S1
    • Program Master
      • Visi & Misi S2
      • Kurikulum
      • Staf Pengajar S2
    • Panduan Akademik
      • Skripsi
      • KKN-PPM
      • Yudisium dan Wisuda
      • Double Degree
  • Mitra
    • Mitra Universitas
    • Mitra Nasional
  • Publikasi
    • Publikasi Dosen
    • Skripsi dan Tesis
    • Majalah Artefak
    • Janus
    • Publikasi Mahasiswa
  • Aktivitas
    • Pengabdian Masyarakat
    • Penelitian Dosen
    • HIMA UGM
    • Berita
  • Admisi
    • Beasiswa
    • Faculty Course
  • Kemitraan
  • Home
  • Berita

Workshop on Palaeography and Epigraphy "How to Read an Inscription?"

  • Berita
  • 26 Juli 2017, 14.34
  • Oleh : adminutama

Kemarin, Jumat (21/7), seorang arkeolog kaliber dunia, Jeffrey Sundberg dari Arizona University telah menyampaikan kritik mengenai salah satu isi dari Prasasti Siwagrha yang dipublikasi oleh J.G de Casparis kurang lebih 60 tahun yang lalu. Jeffrey mengkritisi salah satu bagian dari Prasasti Siwagrha yang ditransliterasi oleh Casparis sebagai kata ‘Balaputradewa’. Untuk lebih menggali tentang tips, trik dan cara membaca prasasti, maka pada Sabtu (22/7) diskusi dilanjutkan lagi dengan tema “How to Read an Inscription?”.
Diskusi yang dimulai pukul 09.00 di Ruang Departemen Arkeologi (Gd. Margono lt.1) ini mengupas secara tuntas tentang seluk-beluk dan rumit-asiknya membaca prasasti. Menurut Jeffrey, sangatlah penting bagi orang-orang Indonesia sendiri untuk menggali dan membaca lagi prasasti-prasasti yang pernah diterbitkan, karena siapa tahu ada beberapa ungkapan yang bisa saja dibaca secara berbeda dan akan mengubah sejarah klasik di Indonesia.
“Don’t work alone, more eyes are better” pesan Jeffrey. Sebaiknya membaca prasasti tidak dilakukan seorang diri, melainkan dengan “berkelompok”. Hal ini dimaksudkan agar muncul berbagai pandangan mengenai huruf yang tampak, apalagi pada prasasti yang sudah aus. Harapannya agar pembacaan prasasti dapat lebih akurat dan datanya terkumpul dengan baik.
Topik-topik menarik telah dibahas dalam workshop Sabtu pagi ini. Mulai dari Prasasti Pinakinlinga, Dinoyo, Shankara, Sojomerto, aksara Siddham, teknologi RTI, hingga Buddha Esoteris. Peserta dan Jeffrey sendiri sangat antusias dalam kesempatan ini. Tanya jawab pun tidak bisa dihindari. “This is kind of Saturday Morning Entushiastic”, salah satu ungkapan yang kerap diulang Jeffrey di tengah hingga akhir acara.
Terimakasih kepada Jeffrey Sundberg selaku pembicara dan tentunya Departemen Arkeologi UGM yang telah mendukung penuh terselenggaranya acara ini. Semoga di lain waktu diskusi dan workshop dapat diadakan kembali.
Dan jangan lupa, mengutip pesan Jeffrey di akhir acara, ‘Jangan pernah lelah untuk terus berlatih membaca prasasti dan aksara kuno lainnya. You just have to be a little bit ambitious and curious! And then you’ll find something great!”

Related Posts

Sinden Muda di Ranah Arkeologi: Kisah Inspiratif Ervita Ninda Iswantari

AlumniBerita Selasa, 28 Oktober 2025

  Ervita Ninda Iswantari, atau yang akrab disapa Ninda, lahir di Gunungkidul pada 18 Juni 2002. Ia merupakan mahasiswa Arkeologi Universitas Gadjah Mada angkatan 2020, dengan minat yang kuat terhadap bidang seni, khususnya seni vokal […].

Mahasiswa Arkeologi Mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Situs Tinjon

Berita Senin, 14 Juli 2025

    Dalam langkah signifikan untuk meningkatkan keahlian mahasiswa dalam bidang arkeologi, sekelompok mahasiswa arkeologi dari angkatan 2023 mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Situs Tinjon, Kecamatan Prambanan.

Ekskavasi Penyelamatan Candi Tinjon: Upaya Kolaboratif untuk Pelestarian Budaya

AgendaBerita Kamis, 5 Juni 2025

Dalam sebuah langkah penting menuju pelestarian budaya, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X berkolaborasi dengan Departemen Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan ekskavasi penyelamatan di situs Candi Tinjon.

Nunuk: Alumnus yang Arsiparis

AlumniBeritaJagad Arkeologi Selasa, 27 Mei 2025

Nunuk Dwi Hastuti Setyawati adalah salah satu alumni Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra UGM (kini Prodi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM). Perempuan kelahiran Surakarta 58 tahun lalu ini menamatkan pendidikan dasar dan menengah di Surabaya dan […].

ARSIP

  • Sinden Muda di Ranah Arkeologi: Kisah Inspiratif Ervita Ninda Iswantari
  • Mahasiswa Arkeologi Mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Situs Tinjon
  • Ekskavasi Penyelamatan Candi Tinjon: Upaya Kolaboratif untuk Pelestarian Budaya
  • Nunuk: Alumnus yang Arsiparis
  • Prof. Dra. Anggraeni, M.A., Ph.D. Resmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Arkeologi FIB UGM
Universitas Gadjah Mada

DEPARTEMEN ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio-Humaniora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
T: 0274-513096 F: 0274-550451
E-Mail: arkeologi@ugm.ac.id

© DEPARTEMEN ARKEOLOGI UGM